Notification

×

Iklan

Iklan

Perdukunan dan Kemusyrikan

Wednesday, February 24, 2021 | February 24, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-02-25T03:26:44Z

Perdukunan dan Kemusyrikan

Perdukunan


Banyak peristiwa baik itu menyangkut perkawinan, kematian, perceraian, kelahiran anak, hubungan suami istri, perdagangan, menempati rumah baru atau bahkan dalam berbagai masalah, cenderung sering dikaitkan dengan hal ghaib. Bila keterkaitan dengan yang ghaib itu berupa kepasrahan dan tunduk kepada Allah Ta'ala dengan cara-cara yang disyari'atkan oleh Allah lewat Rasul-Nya, maka itulah cara yang benar. Namun bila keluar dari jalur ini, bisa dipastikan akan salah. Bahkan kesalahannya sangat fatal, karena menyangkut hal ghaib. Sedangkan yang tahu tentang hal ghaib itu hanyalah Allah Ta'ala. Allah berfirman :

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

"Katakanlah, "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah" dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (an-Naml : 65)

Dengan demikian, orang-orang yang mengaku bahwa dirinya mengetahui hal ghaib berarti telah menyaingi Allah Ta'ala. Dari situlah ia terjerumus ke jurang kemusyrikan dan dari situ pula jin atau pun syetan bermain untuk menjerumuskan manusia lewat perdukunan, ramalan, mantera-mantera, sihir, santet, mantera pengasihan, jimat-jimat, kekuatan-kekuatan ghaib dari benda-benda tertentu. Semua itu menjerumuskan kepada kemusyrikan dan dosa besar. Bahkan adat yang sekedar berupa menginjak telor waktu upacara pengantin pun kalau dipercayai sebagai satu bentuk rangkaian kepercayaan kepada yang ghaib, sudah masuk dalam larangan yang menyangkut kemusyrikan, bukan sekedar masalah tabdzir (pemborosan), yang pelakunya yakni mubadzirin itu sendiri pun sudah ditegaskan oleh Allah sebagai teman syetan.

Aneka kepercayaan menyimpang tersebut diatas, telah berlangsung sejak zaman dahulu. Kasus adanya sihir, diantaranya mengenai suami istri, dikisahkan dalam Al-Qur'an, terjadi di masa Nabi Sulaiman.

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitah-syaitan pada masa kerajaan sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri babil yaitu harut dan marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, "Sesungghunya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang degan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isteri-nya." (Al-Baqarah : 102)

Dalam Hadits pun Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam menegaskan agar umat Islam menjauhi tujuh dosa besar. 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda,

اجتنبوا السبع الموبقات -يعني: المهلكات- قلنا: وما هن يا رسول الله؟ قال: الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات

"Jauhilah tujuh perkara yang menjerumuskan," para Sahabat bertanya, "Apakah tujuh perkara itu, Ya Rasulallah?" Jawab nabi, "Yaitu : Syirik (menyekutukan Allah), Sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah keculai dengan cara yang dibenarkan, Makan harta riba, Makan harta anak yatim, lari dari peperangan dan menuduh (berzina) perempuan-perempuan baik (menjaga kehormatan dirinya), yang terjaga (yang tidak memikirkan untuk melakukan perbuatan jahat) dan beriman." (Muttafaq 'Alaih)

Masalah Kepercayaan kepada kekuatan Ghaib

Menurut A.G. Hoing bahwa yang menjalankan magic (percaya kepada kekuatan-kekuatan ghaib) mendasarkan pendapatnya kepada dua buah prinsip :

Pertama : bahwa dunia ini penuh dengan kekuatan-kekuatan ghaib, serupa dengan apa yang dimaksud oleh orang modern dengan kekuatan alam

Kedua : bahwa daya-daya / kekuatan ghaib dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Pengamalan yang terjadi di masyarakat modern pun pada hakekatnya bertentangan dengan pandangan rasio atau akal pikiran mereka, namun kenyataannya sebagian masyarakat juga cenderung mempraktekkannya guna keselamatan hidup mereka bahkan berharap juga segala usaha mereka membawa keberuntungan. Seperti seorang yang akan mengoperasikan mobil baru, truck, kapat  laut, bahkan kapal terbang, diadakan upacara pemecahan kendi berisikan air kembang.

Begitu juga di kalangan kaum birokrat, juga melakukannya dengan kendi dikalungi bunga kenangan kemudian dibenturkanlan kendi itu pada lokomotif kereta, pesawat baru yang akan dioperasikan dan lain-lain (Drs. M Ghazali, MA, Studi Agama-agama Dunia.)

Sikap Muslim terhadap Hal Ghaib

Melindungi keimanan dari bahaya syirik adalah tugas utama sepanjang hidup yang harus senantiasa dilakukan oleh umat Islam. Kehadiran Islam Justru memberantas semua kepercayaan jahiliyah yang meyakini bahwa berbagai roh dianggap mempunyai kekuatan seperti ajaran dinamisme dan animisme itu. Bahkan pembawa dan penganjur ajaran itu yang biasa disebut syaman, dukun, atau tukang sihir sangat dikecam dalam Islam. Hingga orang yang mempercayainya pun dikeluarkan keyakinannya dari Islam. karena Allah telah menegaskan di dalam Al-Qur'an.

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ 

"Katakanlah! Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghaib di langit dan di bumi melainkan Allah." (an-Naml : 65)

Hingga jinnya Nabi Sulaiman pun sebagaimana dinyatakan Allah tidak tahu yang ghaib.

فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

"Sungguh andaikata mereka (jin) itu dapat mengetahui yang ghaib, niscaya mereka tidak kekal dalam siksaan yang hina." (Saba' : 14)

Diriwayatkan, sebagian utusan kabilah Arab pernah datang ke tempat Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam, mereka menganggap bahwa Nabi adalah salah seorang yang mengaku dapat mengetahui perkara ghaib. Kemudian mereka menyembunyikan sesuatu di tanggannya dan berkata kepada Nabi, "Tahukah tuan, apakah ini?" Maka Nabi menjawab dengan tegas,

سُبْحَانَ اللهِ إِنَّمَا يَفْعَلُ هَذَا بِالكَاهِنِ، وَالْكَاهِنُ وَالْمُتَكَهِّنُ وَالْكَهَانَةُ فِي النَّارِ

"Subhanallah, yang berbuat ini hanyalah dukun, sedangkan dukun dan orang yang minta didukuni, dan pekerjaan dukun / tenung itu di dalam neraka." (HR. At-Tirmidzi)

Lebih tegas lagi Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَتَى كَاهِناً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم

"Barangsiapa datang ke dukun (sihir) kemudian mempercayai apa yang dikatakan, maka sungguh ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam." (HR. al-Bazzar dengan sanad yang baik dan kuat).

"Barangsiapa datang ke tempat juru ramal, kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakan, maka sholatnya tidak akan diterima 40 malam." (HR. Muslim)

Mengenai sihir, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menyatakan sebagai salah satu dosa besar.

مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً ثُمَّ نَفَثَ فِيْهَا فَقَدْ سَحَرَ وَمَنْ سَحَرَ فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ تَعَلَّقَ بِشَيْءٍ وُكِّلَ إِلَيْهِ

"Barangsiapa mengikat bundelan (simpul) kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah menyihir, dan barangsiapa menyihir, maka sungguh ia telah berbuat syirik, dan barangsiapa tergantung dengan sesuatu, maka dia diserahkan padanya." (HR. an-Nasa'i dari riwayat al-Hasan dari Abu Hurairah, dan menurut jumhur tidak dengar darinya).

Selanjutnya mengenai jimat model animisme ataupun dinamisme dan adat, sangat bertentangan pula dengan ajaran Islam. Nabi Muhammmad Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Barangsiapa menggantungkan (tangkal/Jimat) maka sungguh ia telah berbuat syirik/menyekutukan Allah." (HR. Ahmad dan Hakim, lafadz hadits ini lafadz Hakim dan rawi-rawi Ahmad adalah tsiqoh / terpercaya)

Diriwayatkan dari Imran bi Hushain, "Sesunnguhnya Rasulullah pernah melihat di lengan seorang laki-laki yang saya lihat dari kuningan kemudian Rasulullah bertanya, "Celaka kamu, apa ini?" Ia menjawab, "Ini adalah waahinah (penangkal bahaya/sakit)." Maka Jawab Rasulullah, "Dia tidak akan menambah kamu, kecuali kelemahan, karena itu buanglah, sebab kalau kamu mati sedang wahinah itu masih ada padamu, maka kamu tidak akan beruntung selamanya." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dalam Shohehnya, dan Ibnu majah tanpa Lafadz "buanglah" dst.).

Peringatan bagi Kaum Muslimin

  • Pola agama primitif (dengan kepercayaan animisme, dinamisme, polytheisme) masih banyak berlaku di masyarakat modern, namun berbaur dengan agama wahyu bahkan sudah berbalut antara kebenaran dan kebatilan.
  • Adanya kepercayaan supranatural sering terjadi bukan saja di kalangan masyarakat primitif tapi juga masih didapati pada masyarakat modern, antara lain : Menabur bunga di pantai, menyiramkan air kendi berisikan bunga melati dibenturkan pada sesuatu yang akan dioperasikan, dll.
  • Kepercayaan yang menyangkut hal ghaib, bila tidak ada dalilnya dari Al-Qur'an ataupun Sunnah, maka wajib ditolah. Bila mempercayainya maka berdosa, bahkan termasuk dosa besar, karena melanggar aqidah Islam. Kalau itu menjadi Musyrik ? menyekutukan Allah maka adalah dosa yang paling besar.
  • Umat Islam wajib menjada diri dan keluarganya dari bahaya kemusyrikan yang dijajakan pra pendukunggnya dengan aneka kedoknya, baik ayng berupa adat, kebudayaan, warisan budaya, atau apa pun namanya.
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (QS. Yaasin : 60)
  • Dalam rangkaian kehidupan masyarakat islami, Maka setiap muslim wajib waspada dan berupaya keras untuk memberantasnya.

Semoga kia semuanya dijauhan dari berbagai bentuk kesyirikan dan pelakunya.

Jika bermanfaat silahkan untuk dishare!


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update